Langkat, Tumpas.
Puluhan Mahasiswa dan Pelajar yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pelajar Kabupaten Langkat (FAMPA) serta masyarakat mendatangi kantor DPRD Langkat yang diterima oleh komisi II diruang Banggar gedung DPRD Lang-kat Stabat, rabu (12/3) yang memprotes pemadaman listrik oleh PLN dengan semena-mena tidak beraturan mengakibat-kan banyak menimbulkan ke-rugian masyarakat.
Agung Kurniawan selaku pengurus besar (PB) Fampa Langkat saat pertemuan ber-langsung di ruang Banggar menyampaikan pernyataan sikap yakni, "Kami minta hen-tikan pemadaman listrik, jika PLN tak mampu hentikan, ma-ka hendaknya pemadaman harus dijadwalkan agar masya-rakat tahu kapan listrik akan mati dan hidup, janganlah disaat-saat umat islam akan melakukan ibadah, disaat itu pulalah listrik mati, ada apa dengan semua ini, ujarnya.
Sementara itu, Ahmad Se-nang (Amse) dari PB HIMALA SU. Menyampaikan dengan tegas tiga pernyataan sikap yaitu : 1. Minta agar pemadam-an listrik tidak lagi terjadi. 2. PLN harus menyediakan posko pelayanan dan ganti rugi untuk mengatasi kerugian yang dide-rita masyarakat akibat pema-daman listrik. 3. PLN harus memberikan konpensasi atas kerugian masyarakat sebesar 30 %.
Pertemuan berlangsung tidak membuahkan hasil se-bagaimana yang diharapkan para mahasiswa, namun demi-kian mereka tetap memantau dalam sepekan kedepan, dan tidak tertutup kemungkinan kami akan kembali menggelar aksi yang lebih besar lagi dikantor PLN Stabat jika pema-daman masih berlangsung, ucap mereka tegas.
Petugas PLN yang saat itu hadir pada pertemuan terma-suk dari ranting Stabat dan Areal Binjai menanggapi per-masalahan yang dilontarkan oleh para mahasiswa tersebut bersikukuh, bahwa kebijakan pemadaman bukanlah wewe-nang kami ujarnya, tapi itu adalah wewenang dari unit pengaturan beban di Sumut. Meski demikian aspirasi sau-dara-saudara semua tetap akan kami sampaikan kepada atasan kami dimedan, ujarnya serius.
(RS.Hery putra/A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar